Rabu, 17 Oktober 2012

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas/Semester : V/1
Pertemuan Ke- : 9, 10, 11, dan 12
Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran (8 x 35 menit)

Standar Kompetensi : Membiasakan akhlak terpuji

I. Kompetensi Dasar
1. Membiasakan sikap optimis, qanaah, dan tawakal dalam kehidupan seharihari
2. Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum

II. Indikator
1. Mampu memahami akhlak terpuji optimis, qanaah, dan tawakal
2. Mampu menjelaskan akhlak terpuji optimis, qanaah, dan tawakal
3. Mampu membiasakan akhlak terpuji optimis, qanaah, dan tawakal dalam kehidupan sehari-hari
4. Mampu memahami hikmah akhlak terpuji optimis, qanaah, dan tawakal
5. Mampu membiasakan diri berakhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum
6. Mampu memahami dan menjelaskan adab ketika di tempat ibadah dan di tempat umum
7. Mampu menunjukkan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum
8. Mampu memberikan contoh berakhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum
9. Mampu membiasakan diri untuk bersikap yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum

III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendengarkan penjelasan tentang akhlak terpuji optimis, qanaah, dan tawakal.
2. Siswa mampu melakukan tanya jawab tentang akhlak terpuji optimis, qanaah, dan tawakal.
3. Siswa mampu menjelaskan akhlak terpuji optimis, qanaah, dan tawakal.
4. Siswa mampu mampu menerapkan akhlak terpuji optimis, qanaah, dan tawakal dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa mampu mendengarkan penjelasan tentang akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum.
6. Siswa mampu melakukan tanya jawab tentang akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum.
7. Siswa mampu menjelaskan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum.
8. Siswa mampu menerapkan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum dalam kehidupan sehari-hari.



IV. Materi Ajar
Akhlak terpuji (optimis, qanaah, dan tawakal serta berakhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum)

V. Metode Belajar
1. Informasi 4. Tugas Kelompok (Diskusi)
2. Tanya Jawab 5. Tugas Mandiri (Studi Kasus)
3. Demonstrasi

VI. Sumber Belajar
1. Buku Membina Akidah dan Akhlak MI Kelas V terbitan PT Tiga
2. Al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama
3. Buku-buku lain yang relevan
4. CD kisah-kisah islami yang relevan dengan judul

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (Apersepsi)
1. Guru mengkondisikan para siswa agar siap mengikuti pelajaran.
2. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan berdoa bersama.
3. Guru menanyakan kabar anak-anak
4. Guru menanyakan secara sekilas kepada siswa pelajaran yang sudahdipelajari pada pertemuan sebelumnya.
5. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang arti optimis, qanaah, dan tawakal.
6. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang berakhlak yang baik di tempat ibadah dan di tempat umum.

B. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan penjelasan tentang pengertian optimis, qanaah,dan tawakal.
2. Guru memberikan penjelasan tentang contoh-contoh sikap optimis, qanaah, dan tawakal. Kegiatan ini dapat dibantu dengan alat peraga gambar yang relevan.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas.
4. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
5. Guru memberikan tugas kepada siswa tentang keuntungan mempunyai sifat terpuji atau contoh nyata sifat-sifat optimis, qanaah,dan tawakal dalam kehidupan nyata. Tugas dapat diberikan secara individu maupun kelompok.
6. Guru memberikan tugas kepada siswa tentang keuntungan mempunyai akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum. Tugas dapat diberikan secara individu maupun kelompok.
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hasil penugasannya.

C. Kegiatan Akhir (Penutup)
1. Guru me-review kembali pengertian optimis, qanaah, dan tawakal dengan melempar pertanyaan kepada anak-anak.
2. Guru me-review kembali pengertian berakhlak yang baik di tempat ibadah dan di tempat umum dengan melempar pertanyaan kepada para siswa.
3. Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan beberapa hikmah yang terkandung dalam sikap optimis, qanaah, dan tawakal.
4. Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan beberapa hikmah yang terkandung dalam berakhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum.
5. Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan berdoa bersama- sama.

VIII. Penilaian
A. Tes Lisan
Siswa diminta menghafal doa-doa yang memperkuat sikap tawakal, optimis, dan qanaah.
B. Tes Tertulis
Guru memberikan beberapa soal tertulis sesuai dengan kemampuan siswa. Soal dapat berupa essay atau penulisan opini.
C. Tes Perbuatan
1. Siswa diminta menemukan kasus dalam kehidupan sehari-hari tentang sikap optimis, qanaah, dan tawakal.
2. Siswa diminta menemukan kasus dalam kehidupan sehari-hari tentang berakhlak yang baik di tempat ibadah dan di tempat u

5 TIPS TERUJI UNTUK CEPAT HAMIL

30Jan2009 Sepertinya sudah berbagai macam tips untuk cepat hamil yang kita dengar.. baik dari teman, keluarga, maupun saudara. Tips-tips tersebut ada yang berhasil dengan baik, namun banyak juga yang tidak.
Dari lusinan bahkan puluhan tips yang pernah didapat, berdasarkan pengalaman yang dikumpulkan dari pasangan-pasangan yang telah berhasil hamil, dan referensi medis yang terpercaya, berikut 5 tips telah teruji dengan baik yang layak untuk Anda pertimbangkan:
#1 - Rencanakanlah waktu berhubungan Anda
Salah satu tips terpenting untuk cepat hamil adalah dengan merencanakan waktu untuk berhubungan Anda dengan pasangan.
Sperma dapat hidup selama max 5 hari di dalam rahim. Karena itu untuk meningkatkan kesempatan terjadinya kehamilan, lakukan hubungan 2 hari sebelum masa ovulasi/ keluarnya sel telur.
Untuk mengetahui kapan terjadinya ovulasi, ada beberapa cara yang dapat digunakan:
- sistem kalender
- suhu tubuh basal /Basal Body Temperatur
- elastisitas lendir serviks
- dan yang terbaru, strip penguji masa subur (dapat dibeli di apotik terdekat dengan nama
Fertility)


#2 - Stop Merokok dan Minuman Beralkohol

Berdasar studi yang baru saja dipublikasikan oleh konferensi ESHRE (Human Reproduction & Embryology) di Barcelona, minuman beralkohol dapat menurunkan tingkat kesempatan wanita untuk hamil secara normal sebanyak 44%, dan 28% untuk wanita perokok. Bahkan merokok tidak hanya akan berpengaruh pada tingkat kesuburan saja.. namun juga dapat meningkatkan resiko kelainan kehamilan pada sang calon janin kelak.


#3 - Minum Vitamin
Untuk cepat hamil, konsumsi vitamin maupun jenis makanan mengandung zat-zat dibutuhkan untuk kesuburan sangatlah penting untuk Anda dan pasangan.

Vitamin C, salah satunya, dapat meningkatkan kualitas sperma.
Vitamin E dapat meningkatkan kesuburan pria dan wanita.

Dan wanita yang mengkonsumsi asam folat memiliki kesempatan hamil yang lebih baik dibanding mereka yang tidak mengkonsumsinya. Asam folat juga berperan penting dalam pembentukan tabung otak sang janin kelak.

Temukan jenis vitamin dan nutrisi penting untuk kesuburan lainnya di:
http://caracepathamil.blogspot.com/2008/12/tips-makanan-untuk-cepat-hamil.html
#4 - Pilihlah posisi yang tepat pada saat berhubungan
Untuk pasangan yang sudah mendambakan kehadiran sang buah, missionary adalah posisi yang paling disarankan. Mengingat posisi ini memungkinkan penetrasi yang cukup dalam sehingga rahim dapat menyimpan sperma untuk waktu yang lebih lama. Sebaiknya hindari posisi woman on top, karena memperkecil kemungkinan rahim untuk menyimpan sperma.
http://caracepathamil.blogspot.com/2008/11/tips-berhubungan-supaya-cepat-hamil.html


#5 - Kontrol Berat Tubuh Anda
Berat badan yang normal atau seimbang memiliki andil besar meningkatkan kesempatan untuk terjadinya kehamilan. Tidak jarang kita temui sebagian besar pasangan yang memiliki masalah dengan berat badannya umumnya juga akan bermasalah dengan kehamilannya.
Kelebihan berat badan akan membawa pengaruh yang kurang baik bagi tingkat kesuburan Anda. Usahakanlah untuk mencapai berat tubuh yang ideal terlebih dulu.

MENCETAK GENERASI UNGGULAN

Umat Islam adalah umat yang dibangun pertama kali oleh Rasulullah saw. Umat inilah yang digelari Allah Swt. sebagai umat terbaik atau khairu ummah (QS Ali Imran [3]: 110); yang terunggul di antara umat manusia.Kita yakin bahwa julukan khairu ummah bukan hanya untuk para sahabat Nabi, tetapi berlaku umum manakala kaum Muslim memenuhi syarat-syarat generasi unggulan itu.
-------------
Persoalannya, yang unggulan itu yang bagaimana?
-------------
Generasi unggulan adalah generasi yang tersusun atas individu-individu yang memiliki kepribadian yang unggul di dunia akhirat. Kepribadian yang unggul di dunia adalah kepribadian yang telah berhasil mencapai keunggulan dalam oleh pikir, olah rasa, dan olah raga sehingga mampu mengungguli pribadi-pribadi lainnya; dalam kondisi prima memiliki keunggulan sumber daya manusia melebihi 10 orang kafir (Lihat: QS al-Anfal [8]: 65) dan dalam kondisi di bawah form pun masih mampu mengungguli 2 orang kafir (Lihat: QS al-Anfal [8]: 66).

Kepribadian yang unggul di akhirat lantaran telah terlatih memaksimalkan segala yang dimiliki dan diperolehnya di dunia untuk kepentingan mendapatkan negeri akhirat (Lihat: QS al-Qashash [28]: 77). Manusia yang unggul di akhirat adalah manusia penghuni surga tertinggi dan paling tengah, yaitu Jannah al-Firdaus, yang dihuni oleh para pabi, shiddiqîn, para syuhada, dan orang-orang shalih.

Terwujudnya generasi unggulan dunia dan akhirat itulah visi yang mesti ditetapkan bagi seluruh usaha pendidikan yang diselenggarakan oleh kaum Muslim.

Visi dan misi itu wajib dimiliki seluruh umat Islam; baik individu, keluarga, kelompok masyarakat, maupun negara. Dengan visi dan misi itu, akan lahir kembali generasi unggulan sebagaimana generasi pertama umat ini dulu.
-------------
Mencetak Generasi Unggulan Lewat Pendidikan Alternatif
-------------
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama dari berbagai pihak, yaitu keluarga, masyarakat, dan negara. Akan tetapi, dalam kondisi saat ini, ketika masyarakat tidak berdaya dan negara pun berlepas diri, keluarga adalah benteng terakhir dalam penyelenggaraan pendidikan. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama dalam membentuk generasi unggulan. Ayah sebagai kepala rumah tangga berfungsi sebagai pemimpin (leader) yang mengarahkan pendidikan anak-anaknya sesuai dengan visi dan misi pendidikan Islam, sedangkan ibu berperan sebagai pelaksana harian dalam pendidikan anak-anaknya.

Memang, dengan melihat kondisi masyarakat, negara, dan sekolah yang saat ini sangat memprihatinkan, pilihan yang sepintas kelihatannya lebih baik adalah sekolah Islam terpadu (fullday school) dan pesantren modern (boarding school).

Pada tataran masyarakat awam ada anggapan bahwa anak-anak mereka akan menjadi lebih baik keislamannya hanya jika anak-anak mereka bersekolah di pesantren. Pada kalangan aktivis dakwah ada sebagian pandangan bahwa anak-anak mereka dapat terhindar dari pengaruh negatif lingkungan yang tidak Islami dan dapat lebih mengental warna keislamannya dengan cara bersekolah di sekolah Islam terpadu atau pesantren. Bahkan, ada yang mengkhususkan dirinya untuk memperjuangkan sekolah-sekolah sejenis yang semakin marak.

Melihat kenyataan tersebut, tanpa mengurangi penghargaan terhadap usaha-usaha semacam itu, tampaknya kita perlu berhitung secara obyektif mengenai kelebihan dan kekurangan dari sekolah terpadu ataupun pesantren tersebut.

Dengan harapan, kita bisa menutupi kekurangan-kekurangan yang ada serta meningkatkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Selanjutnya, kita bisa menemukan alternatif lain yang bisa kita lakukan untuk memecahkan permasalahan ini. Kelebihan dan kekurangan tersebut dapat kita lihat dari berbagai segi,

yaitu:
1. Pembiayaan.
2. Materi pelajaran.
3. Pembentukan kepribadian.
4. Efektivitas waktu membentuk generasi unggulan.
5. Efektivitas tenaga membentuk generasi unggulan.
6. Kontrol orangtua.
7. Efek multiplier dalam keluarga.
8. Efek multiplier dalam masyarakat.
9. Efektivitas penanaman nilai.
10. Kealamiahan: menghadapi kenyataan lingkungan masyarakat yang heterogen.
11. Gerak dakwah.
12. Sosialisasi dengan lingkungan.