Rabu, 17 Oktober 2012

MENCETAK GENERASI UNGGULAN

Umat Islam adalah umat yang dibangun pertama kali oleh Rasulullah saw. Umat inilah yang digelari Allah Swt. sebagai umat terbaik atau khairu ummah (QS Ali Imran [3]: 110); yang terunggul di antara umat manusia.Kita yakin bahwa julukan khairu ummah bukan hanya untuk para sahabat Nabi, tetapi berlaku umum manakala kaum Muslim memenuhi syarat-syarat generasi unggulan itu.
-------------
Persoalannya, yang unggulan itu yang bagaimana?
-------------
Generasi unggulan adalah generasi yang tersusun atas individu-individu yang memiliki kepribadian yang unggul di dunia akhirat. Kepribadian yang unggul di dunia adalah kepribadian yang telah berhasil mencapai keunggulan dalam oleh pikir, olah rasa, dan olah raga sehingga mampu mengungguli pribadi-pribadi lainnya; dalam kondisi prima memiliki keunggulan sumber daya manusia melebihi 10 orang kafir (Lihat: QS al-Anfal [8]: 65) dan dalam kondisi di bawah form pun masih mampu mengungguli 2 orang kafir (Lihat: QS al-Anfal [8]: 66).

Kepribadian yang unggul di akhirat lantaran telah terlatih memaksimalkan segala yang dimiliki dan diperolehnya di dunia untuk kepentingan mendapatkan negeri akhirat (Lihat: QS al-Qashash [28]: 77). Manusia yang unggul di akhirat adalah manusia penghuni surga tertinggi dan paling tengah, yaitu Jannah al-Firdaus, yang dihuni oleh para pabi, shiddiqîn, para syuhada, dan orang-orang shalih.

Terwujudnya generasi unggulan dunia dan akhirat itulah visi yang mesti ditetapkan bagi seluruh usaha pendidikan yang diselenggarakan oleh kaum Muslim.

Visi dan misi itu wajib dimiliki seluruh umat Islam; baik individu, keluarga, kelompok masyarakat, maupun negara. Dengan visi dan misi itu, akan lahir kembali generasi unggulan sebagaimana generasi pertama umat ini dulu.
-------------
Mencetak Generasi Unggulan Lewat Pendidikan Alternatif
-------------
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama dari berbagai pihak, yaitu keluarga, masyarakat, dan negara. Akan tetapi, dalam kondisi saat ini, ketika masyarakat tidak berdaya dan negara pun berlepas diri, keluarga adalah benteng terakhir dalam penyelenggaraan pendidikan. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama dalam membentuk generasi unggulan. Ayah sebagai kepala rumah tangga berfungsi sebagai pemimpin (leader) yang mengarahkan pendidikan anak-anaknya sesuai dengan visi dan misi pendidikan Islam, sedangkan ibu berperan sebagai pelaksana harian dalam pendidikan anak-anaknya.

Memang, dengan melihat kondisi masyarakat, negara, dan sekolah yang saat ini sangat memprihatinkan, pilihan yang sepintas kelihatannya lebih baik adalah sekolah Islam terpadu (fullday school) dan pesantren modern (boarding school).

Pada tataran masyarakat awam ada anggapan bahwa anak-anak mereka akan menjadi lebih baik keislamannya hanya jika anak-anak mereka bersekolah di pesantren. Pada kalangan aktivis dakwah ada sebagian pandangan bahwa anak-anak mereka dapat terhindar dari pengaruh negatif lingkungan yang tidak Islami dan dapat lebih mengental warna keislamannya dengan cara bersekolah di sekolah Islam terpadu atau pesantren. Bahkan, ada yang mengkhususkan dirinya untuk memperjuangkan sekolah-sekolah sejenis yang semakin marak.

Melihat kenyataan tersebut, tanpa mengurangi penghargaan terhadap usaha-usaha semacam itu, tampaknya kita perlu berhitung secara obyektif mengenai kelebihan dan kekurangan dari sekolah terpadu ataupun pesantren tersebut.

Dengan harapan, kita bisa menutupi kekurangan-kekurangan yang ada serta meningkatkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Selanjutnya, kita bisa menemukan alternatif lain yang bisa kita lakukan untuk memecahkan permasalahan ini. Kelebihan dan kekurangan tersebut dapat kita lihat dari berbagai segi,

yaitu:
1. Pembiayaan.
2. Materi pelajaran.
3. Pembentukan kepribadian.
4. Efektivitas waktu membentuk generasi unggulan.
5. Efektivitas tenaga membentuk generasi unggulan.
6. Kontrol orangtua.
7. Efek multiplier dalam keluarga.
8. Efek multiplier dalam masyarakat.
9. Efektivitas penanaman nilai.
10. Kealamiahan: menghadapi kenyataan lingkungan masyarakat yang heterogen.
11. Gerak dakwah.
12. Sosialisasi dengan lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar